Benarkah beralih ke IPV6 bisa mempercepat loading website?
Saya mendapatkan banyak pertanyaan dari klien maupun sesama rekan blogger tentang IPV6. Mulai dari cara menerapkannya pada website, hingga desas-desus bahwa teknologi ini bisa mempercepat loading website.
Bagi seorang web developer mengikuti perkembangan teknologi itu suatu keharusan. Tapi apakah menerapkan teknologi IPV6 pada sebuah website sudah menjadi kebutuhan yang mendesak?
Mari kita tinjau bersama.
Setiap perangkat yang terhubung dengan internet memiliki identitas yang disebut Internet Protocol Address (IP address), termasuk website. Dengan adanya IP address setiap perangkat yang terhubung ke internet menjadi bisa berkomunikasi satu sama lain.
Contoh.
Google memiliki IP address 172.217.17.46. Jadi ketika kamu mengetikkan google.com di peramban sebenarnya kamu sedang mengakses server dengan IP address tersebut.
Alamat IP milik Google yang saya jelaskan di atas adalah alamat IPV4 alias Internet Protocol Version 4. Teknologi IPV4 adalah protokol yang saat ini paling banyak dipakai.
IPV4 merupakan teknologi yang dibuat sejak tahun 1980, sudah sangat uzur. IPV4 memiliki keterbatasan, yaitu hanya bisa membuat IP address sebanyak 3,7 miliar alamat.
Tentu saja saat ini jumlah alamat tersebut sudah sangat tidak memadai. Jumlah manusia di bumi ini sudah lebih dari 7 miliar. Bila setengah penduduk bumi punya satu smartphone saja, sudah ada 3,5 miliar lebih perangkat. Jumlah itu sudah membuat IPV4 kepenuhan.
Padahal perangkat yang terhubung ke internet bukan hanya smartphone, ada komputer, jam tangan, kaca mata, mesin cuci, CCTV, mobil pintar, dan sebagainya. Belum lagi di tahun-tahun mendatang ketika teknologi hardware semakin berkembang.
Saat ini, untuk mengakali keterbatasan tersebut dibuat Network-Address Translation (NAT) yang bisa membagi satu IP address ke sejumlah perangkat. Tapi itu pun dianggap tidak bisa diandalkan.
Sehingga dibuatlah Internet Protocol Version 6 (IPV6). Sebelumnya, ada juga IPV5 tapi teknologi ini tidak laku.
Tak seperti pendahulunya yang hanya menggunakan sistem 32 bit, IPV6 menggunakan sistem 128 bit. Sehingga alamat IP yang bisa dibuat jumlahnya mencapai 3,4×1038. Saya bingung mengejanya, pokoknya nol-nya berjejer sampai 38 kali!
Dengan kemampuan sebesar itu, tampaknya untuk jangka waktu yang lama IPV6 ini bisa memberikan alamat unik untuk setiap perangkat yang ada di jagat raya!
Penulisan IP address pada IPV6 adalah sebagai berikut:
2001: 0db8: 0000: 0000: 0000: 8a2e: 0370: 7334
Bisa disingkat menjadi:
2001: db8 :: 8a2e: 370: 7334
Menerapkan IPV6 pada website terbilang cukup gampang. Penyedia hosting seperti Niagahoster malah menyediakan tombol khusus, sekali klik alamat IPV6 kamu langsung jadi.
Disamping bisa membuat jumlah alamat IP yang sangat banyak, ada beberapa kelebihan IPV6 lainnya.
Lebih cepat. Dengan banyaknya alamat IP yang tersedia maka setiap perangkat tidak lagi tergantung pada NAT. Karena tidak adanya perantara, proses koneksi diyakini bisa berjalan lebih cepat.
Lebih aman. IPV6 telah dibekali dengan kemampuan enkripsi, sehingga meminimalkan tindakan pengalihan atau manipulasi trafik.
Hemat bandwith. Mendukung kemampuan multicast yang memungkinkan pertukaran data pada perangkat bereda dikirimkan bersamaan.
Sayangnya, sudah lebih dari 10 tahun diluncurkan teknologi ini baru diadopsi oleh 35% pengguna internet.
Mengapa demikian?
Karena memang prakteknya tidak gampang. Suatu perangkat baru bisa memanfaatkan protokol IPV6 jika perangkat tersebut diakses oleh perangkat lain yang juga mendukung IPV6.
Sebagai contoh.
Sebuah web server sudah menerapkan IPV6. Untuk mengakses alamat IPV6 website tersebut harus digunakan perangkat yang kompatibel dengan IPV6. Untuk perangkat modern tidak terlalu masalah. Sebagai gambaran, hampir semua perangkat komputer dan smartphone sudah mengadopsi IPV6.
Namun masalahnya tidak hanya itu, infrastruktur jaringan yang digunakan oleh kedua perangkat agar saling terhubung juga harus kompatibel dengan IPV6. Termasuk diantaranya router wifi yang ada di rumah-rumah hingga ke infrastruktur yang digunakan Internet Service Provider (ISP) sebagai penyedia layanan internet.
Nah, parahnya banyak ISP di Indonesia yang belum mendukung IPV6. Sehingga website yang sudah menerapkan IPV6 kemungkinan besar tidak bisa diakses oleh pengguna yang menggunakan ISP tersebut.
Kemungkinan besar koneksi yang diakses pengguna akan tetap diarahkan menggunakan alamat IPV4-nya.
Bila kamu pernah mendapatkan tawaran dari penyedia hosting untuk menerapkan IPV6 pada paket hostingmu, itu kabar baik. Artinya hosting kamu gak ketinggalan jaman, dia sangat peduli dengan teknologi terbaru.
Para pemain besar seperti Wikipedia atau Facebook memang sudah bisa diakses dengan IPV6.
Facebook misalnya, alamat IPV6-nya adalah:
2a03:2880:f12c:83:face:b00c:0:25de
Tapi, jangan buru-buru dulu mengakses Facebook dengan alamat tersebut. Cek terlebih dahulu apakah perangkat dan jaringan kamu sudah kompatibel dengan teknolgi IPV6.
Untuk mengeceknya, bisa dicoba di IPV6 test.
Nah, sebagai web developer wajib hukumnya memahami teknologi ini. Siapa tahu infrastruktur kita bisa mengadopsi teknologi ini lebih cepat. Bila itu terjadi kamu sudah siap.
Perkara apakah harus diterapkan sekarang juga?
Beberapa manfaat dari IPV6 seperti faktor kecepatan, menurut saya tidak terlalu signifikan. Jauh lebih signifikan bila kamu bisa mengoptimalkan tema WordPress kamu misalnya, atau memilih server yang lebih handal.
Begitupun dengan isu penghematan bandwith, ini pun tak terlalu signifikan.
Terkait keamanan, terus terang saya tidak tahu. Saya sendiri tidak pernah mengalami serangan pengalihan trafik akibat penggunaan IPV4. Artinya website yang masih menggunakan IPV4 masih cukup handal. Menurut saya, jauh lebih banyak celah keamanan yang penyebabnya tidak terkait dengan teknologi ini.
Saya sendiri sampai saat ini belum mengaktifkan IPV6 di semua website yang saya kelola. Kecuali di beberapa website demo atau website untuk kepentingan coba-coba.
Jadi, menurut saya IPV6 adalah perkara penting tapi tidak mendesak. Kalau memang bisa dan ada waktu, boleh-boleh saja kamu menerapkannya.
Satu hal yang harus diperhatikan kalau mau menerapkan IPV6 pada blog kamu, jangan sampai salah mengkonfigurasikan. Akibatnya bisa fatal, blog kamu tak bisa ditemukan di internet.
Server not found!